Sang Penyair Muda
03/08/18
Tenangkan saja dirimu, bukankah telah ku katakan padamu bahwa aku tak akan menghianatimu, ku lebih menghargaimu dari pada semua orang yang baru aku kenal.
Kau yang mengajarkan ku untuk mandiri, sekalipun sebagian mengatakan aku dibiarkan terlantar. Kau yang mengajariku untuk tetap bertahan hidup meski sebagian orang mengatakan aku tak dihiraukan.
Aku tetap akan melaksanakan kewajibanku walau sebagian mengatakan aku tak diberi hak ku.
Karna ajaranmu itu aku menjadi seperti ini, sedari kecil kau ajari aku untuk memiliki kekuatan sendiri dan itu warisan terbesarmu untuk ku.
Tenangkan pikiranmu Bapak, Ibu tenangkan jiwamu.
Pesanmu juga wasiat bagiku, insya allah itu tidak menjadi beban buat ku karna aku paham akan kewajibanku.
Langkah seribu ku pasti berawal dari langkah pertama ku. Kau bilang "Silahkan saja terbang, tapi jangan ingkari bahwa kau pernah belajar, merangkak, jalan, berdiri dan berlari"
Aku tak akan lupa saat aku tidak tau apa2, saat pertama bertanya sesuatu yang tak ku tau maknanya.
Saat seribu mulut mengajarkanku untuk bicara, saat seribu tangan mengajarkanku cara berbuat,
saat seribu kepala mengajarkanku cara berpikir,
saat lengkingan suara bentakan yang mengajarkanku cara mendengar.
Selalu ku pikirkan kembali, aku masih sempat merenungkannya lagi, paling tidak aku sadar
bahwa untuk terbang aku harus awali pijakanku di tanah.
Terima kasih Muma Labo Mam

Tidak ada komentar:
Posting Komentar